Tuesday, July 24, 2018

Hari Ke-lima Pekan Kreativitas Anak


21 Juni 2018 adalah hari kelima Pekan Kreativitas Anak. Hari ini menjadi hari yang cukup meriah karena diisi sesi permainan tradisional. Kalau dua hari yang lalu anak-anak belajar permainan lokal seperti kasti, asen, gici-gici, maka bedanya hari ini mereka belajar permainan tradisional Maluku yang sudah hampir tidak pernah lagi dimainkan oleh anak-anak jaman ‘now’.

Permainan yang diikuti pada hari ini antara lain : ‘lemon nipis’, ‘skola batu’, ‘mariyete mariyo’, ‘orang buta’. Anak-anak dalam kelompok memulai pada setiap spot permainan. Setelah bunyi sirine mereka akan berpindah tempat ke spot permainan lainnya. 


Permainan órang buta dapat dijelaskan sebagai berikut : anak-anak membentuk lingkaran. Ditengah lingkaran ada teman yang jadi orang buta. Matanya bisa ditutup pakai kain. Semua anak bernyanyi “leng kalileng kalileng orang buta, ada anak kecil di tangkap orang buta..buta!!”  Sesudah itu mereka duduk di lantai. Anak yang jadi orang buta akan berusaha menangkap 1 temannya. Jika orang buat berhasil menebak nama temannya maka teman itu akan berganti jadi orang buta. Jika dia tidak berhasil menebak maka anak itu masih tetap menjadi orang buta.

Permainan ‘mariyete mariyo’, dulunya dimainkan ketika bulan purnama. Anak-anak berkumpul menjadi dua kelompok. Kedua kelompok selanjutnya bernyanyi berbalas-balasan sebagai berikut:
Kelompok 1 : “beta kaya..kaya..kaya mariyete mariyo”  
Kelompok 2 : “beta miskin miskin miskin mariyete mariyo”.
Kelompok 1 : “beta la..mo minta ciwa..daripada banyak orang mariyete mariyo”
Kelompok 2 : “ose la..mo kasih apa mariyete mariyo”
Kelompok 1 : “beta la..mo kasih boneka mariyete mariyo”
Kalau kelompok dua setuju memberika ciwa maka kelompok 2 menyanyi
Kelompok 2 : “ambel dia par ose jua.. mariyete mariyo”




Demikian berlanjut sampai ada kelompok yang habis atau berkurang banyak anggotanya. Kalau sudah tinggal satu orang selanjutnya kelompok yang menang akan menyanyi lagu “setang galojo ana bongso gamu”. Sementara satu orang yang tinggal akan berusaha untuk mengambil anak bungsu yang ada di tengah lingkaran. Kelompok yang punya anak bungsu akan berusaha melindungi anak bungsu itu supaya jangan diambil oleh setan.
Permainan lemon nipis adalah permainan yang banyak dimainkan juga di daerah-daerah lain. Permainan ini memiliki nama yang berbeda-beda misalnya ular naga panjang sekali. Lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak antara lain :
 lemon nipis taguling guling, Guling apa di lobang cacing
Saratus julung julung, Dua ratus di kawalinya linya linya linya nya”



Permainan skolah batu menurut anak-anak adalah permainan yang paling seru. Dua kelompok duduk berhadap-hadapan. Ada satu teman berdiri dibelakang yang berfungsi sebagai raja. Raja akan mengecoh lawan di depan untuk menyimpan batu di salah satu tangan temannya. Mereka akan bernyanyi sambil raja berusaha menaruh batu. Kelompok lawan akan berusaha menebak, batu disembunyikan di tangan siapa. Kalau kelompok lawan menebak dengan tepat, maka kelompoknya akan mendapat giliran untuk menyimpan batu. Kalau kelompok lawan salah menebak maka kelompok yang menang akan naik kelas.




Setelah makan siang, anak-anak melanjutkan sesi mereka dengan topik Daur Ulang. Sesi ini difasilitasi oleh ibu Irene Sohilait dari Green Moluccas.
Anak-anak sudah menyiapkan 6 buah botol air mineral bekas di tiap kelompok dan sampah saset yang sangat banyak. Mereka mendapat informai tentang limbah plastik yang tidak akan terurai di dalam tanah bahkan sampai ratusan tahun. Selain itu mereka juga mendapatkan informasi tentang kode yang di cetak di produk plastik. Kode-kode itu memberi perbedaan jika wadah plastik dapat digunakan berulang kali atau hanya dapat digunakan satu kali saja. 

Sesudah itu anak-anak diminta untuk membuat daur ulang yang disebut “ECO BRICK”. Yang harus dikerjakan adalah plastik saset dimasukkan ke dalam botol plastik sambil ditekan-tekan dengan tongkat sampai padat. Proses ini cukup menghabiskan waktu karena untuk menghasilkan sampah yang padat harus ditekan dengan konsisten dan kuat.


Berat botol plastik yang terisi penuh diperkirakan sekitar 500 gram. Ada kelompok yang dapat menghasilkan botol yang padat, tetapi ada juga botol yang masih belum terlalu padat. Langkah selanjutnya adalah menggabungkan 6 buah botol eco brick menjadi bentuk hexagon dengan menggunakan lem kaca. 6 botol yang sudah tergabung ini dapat dipergunakan sebagai kursi/ bangku. 

  



No comments:

Post a Comment