Setelah selesai makan siang,
anak-anak jenjang Tanggung dan Remaja mengikuti sesi yang cukup menarik. Sesi
permainan masa kecil seperti permainan Asen,
Permainan Kasti, Permainan Lompat Tali, dan Permainan Gici-gici. Ada alasan
mendasar mengapa sesi ini diadakan dalam kegiatan Pekan Kreativitas Anak tahun
ini. Tahun lalu ketika acara Baku Dapa Anak se-Klasis Pulau Ambon, anak-anak
dari jemaat Kezia tidak dapat terlibat secara maksimal. Mereka tidak tahu cara
bermain Asen, atau cara bermain
kasti.
Peserta
dibagi dalam beberapa kelompok. Ada kelompok yang jadi lawan dan ada kelompok
yang menyerang. Setiap pengasuh sudah diberi tugas di pos-pos permainan.
Anak-anak terlibat secara aktif. Pengasuh memberi penjelasan terlebih dahulu
sebelum mulai permainan.
Beberapa
anak yang tadinya terlihat ragu-ragu untuk terlibat dalam permainan menjadi
tertarik dan ikut bermain. Ganis Prasetyo mengakui bahwa dia belum pernah
bermain permainan Asen, Agnes Tahitu
berkata bahwa capek tapi seru. Untuk permainan kasti ada yang merasa bahwa
permainan ini ganjil Mereka baru pernah memegang tongkat. Bahkan ada yang
memukul bola tidak pernah kena. Ada juga peserta yang kena lempar bola kasti
sampai menangis. Ketika ditanya, mengapa menangis, karena sakit katanya. Tapi
dia hanya menangis sebentar, sesudah itu lanjut bermain lagi.
Pengasuh di permainan gici-gici
menceritakan bahwa permainan ini lebih melibatkan anak di jenjang Anak Kecil.
Mereka terlibat dengan tekun sampai permainan selesai. Gici-gici digambar di
selasar kanan Gereja menggunakan kapur. Gici-gici yang digambar adalah
gici-gici ‘pesawat terbang’, gici-gici ‘rok’, gici-gici ‘disko’ dan gici-gici
‘sorong’. Dari ke-4 jenis gici-gici itu anak-anak merasa gici-gici sorong lebih
sulit dimainkan.
No comments:
Post a Comment