Sunday, July 15, 2018

Hari Ketiga Pekan Kreativitas Anak

    19 Juni 2018, adalah hari ketiga kegiatan Pekan Kreativitas Anak. Hari ini masih diwarnai dengan lomba Baca Alkitab Indah dan Baca Puisi dari jenjang Anak Kecil Sedangkan jenjang Tanggung dan Remaja mengikuti kegiatan Cipta Kreasi Pengasuh bersama kaka Novi Tahitu di ruang serba guna.
     Lomba Baca Alkitab Indah dan lomba baca puisi dari Mazmur 23 diikuti oleh jenjang anak Kecil.  Tujuan lomba ini, agar anak-anak dapat mengasah kemampuan membaca dengan menggunakan tanda baca yang benar. Anak-anak juga belajar membaca sambil memahami Firman Tuhan. Bukan membaca dengan terburu-buru. 







    Setelah selesai makan siang, anak-anak jenjang Tanggung dan Remaja mengikuti sesi yang cukup menarik. Sesi permainan masa kecil seperti permainan Asen, Permainan Kasti, Permainan Lompat Tali, dan Permainan Gici-gici. Ada alasan mendasar mengapa sesi ini diadakan dalam kegiatan Pekan Kreativitas Anak tahun ini. Tahun lalu ketika acara Baku Dapa Anak se-Klasis Pulau Ambon, anak-anak dari jemaat Kezia tidak dapat terlibat secara maksimal. Mereka tidak tahu cara bermain Asen, atau cara bermain kasti. 




     Peserta dibagi dalam beberapa kelompok. Ada kelompok yang jadi lawan dan ada kelompok yang menyerang. Setiap pengasuh sudah diberi tugas di pos-pos permainan. Anak-anak terlibat secara aktif. Pengasuh memberi penjelasan terlebih dahulu sebelum mulai permainan. 

     Beberapa anak yang tadinya terlihat ragu-ragu untuk terlibat dalam permainan menjadi tertarik dan ikut bermain. Ganis Prasetyo mengakui bahwa dia belum pernah bermain permainan Asen, Agnes Tahitu berkata bahwa capek tapi seru. Untuk permainan kasti ada yang merasa bahwa permainan ini ganjil Mereka baru pernah memegang tongkat. Bahkan ada yang memukul bola tidak pernah kena. Ada juga peserta yang kena lempar bola kasti sampai menangis. Ketika ditanya, mengapa menangis, karena sakit katanya. Tapi dia hanya menangis sebentar, sesudah itu lanjut bermain lagi.



    Pada Permainan Lompat Tali, pengasuh menyaksikan ada mereka pada awalnya masih takut melompat atau takut terkena tali. Tapi setelah mereka mulai melompat, dan jadi asyik mereka seperti tidak mau berhenti. 





    Pengasuh di permainan gici-gici menceritakan bahwa permainan ini lebih melibatkan anak di jenjang Anak Kecil. Mereka terlibat dengan tekun sampai permainan selesai. Gici-gici digambar di selasar kanan Gereja menggunakan kapur. Gici-gici yang digambar adalah gici-gici ‘pesawat terbang’, gici-gici ‘rok’, gici-gici ‘disko’ dan gici-gici ‘sorong’. Dari ke-4 jenis gici-gici itu anak-anak merasa gici-gici sorong lebih sulit dimainkan.
 

No comments:

Post a Comment